Sang Senior dan Si Junior

Senioriti masih membuat sang senior menganggap dirinya lebih tua, lebih berpengalaman, lebih dari segala aspek duniawi dan rohaniah. Sang junior pulak ada ceritanya yang tersendiri. Sang junior adalah lebih senior dari junior-juniornya. Jadi sang junior ini berada di tengah-tengah. Dia terpaksa akur dengan arahan sang senior walaupun dia adalah senior kepada juniornya.

Sang junior pula ada yang bermacam-macam jenis ragam pan perangai. Ada sang junior yang berlagak macam dah tua sangat sebab dia ada pengalaman yang junior-junior lain tak ada. Walaubagaimanapun, hakikatnya dia masih seorang junior kepada seniornya. Adalah perkara biasa untuk di marah, di maki, di herdik, di caci dan diperlakukan dengan bermacam cara. Tapi ada juga yang bagusnya bila sang junior ini dihargai. Terutama apabila dipuji, diberikan suatu tanda atau anugerah untuk menjaga hatinya.

Ada juga junior yang jenis kaki bodek. Mereka-mereka ini seringkali mendapat habuan yang tak sepatutnya mereka dapat. Sepatutnya habuan itu diberikan pada orang-orang lain yang telah berjasa dan berbakti kepada masyarakat. Juga terdapat junior yang tak sedar diri dan boleh memaki hamun si senior macam maki budak-budak. Dia belum kena maki balik boleh la dia buat begitu. Cuba sang senior tu bagi sebijik penampar Jawa, pasti si junior tu tak berani lagi berbuat begitu.

Aduhai, alangkah sedihnya bila tidak ada yang mengamalkan konsep yang tua dihormati dan yang muda disayangi. Tapi janganlah terlalu menghormatkan orang sampai tahap boleh dipijak dan janganlah terlalu menyayangi sampai dia naik lemak dan bagi betis nak peha. Tak pasal-pasal nanti ada yang makan peha!